Jakarta, 21 Mei 2025 - Indonesia siap tampil beda di COP 30. Kekuatan kolektif bangsa mengusung kebijakan unggulan, inisiatif hijau dari berbagai daerah, serta riset dan gerakan sosial yang mengakar.
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Climate Change Conference atau Conference of the Parties (COP) merupakan pertemuan bergengsi dunia membahas isu lingkungan yang dihelat setiap akhir tahun.
Kali pertama digelar di Berlin, Jerman, pada 1995, COP merupakan pembuat keputusan tertinggi konferensi dan pengawas keefektifan implementasi serta instrumen hukum lainnya. Di tahun ini, 10-21 November 2025, COP 30 akan berlangsung di Belem, Para, Brasil.
Menjelang COP 30. Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya menghadapi krisis iklim global. Pemerintah mempersiapkan Paviliun Indonesia sebagai ruang aksi nyata, etalase inovasi, sekaligus arena diplomasi iklim di panggung dunia.
Lewat paviliun ini, Indonesia ingin membuktikan bahwa komitmen menuju Net Zero Emissions bukan sekadar janji, melainkan gerakan bersama yang ditopang integritas tinggi dalam tata kelola karbon. Bagi publik, kehadiran Indonesia di COP30 bukan hanya soal perwakilan simbolik, tetapi peluang memperkuat posisi nasional dan membangun kerja sama internasional yang berdampak langsung bagi rakyat dan lingkungan.
“Forum ini adalah langkah awal penting untuk merancang representasi Indonesia dalam forum iklim paling strategis. Sosialisasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas semua pemangku kepentingan agar bisa berkontribusi aktif dan strategis,” kata Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup/Sekretaris Utama BPLH, Rosa Vivien Ratnawati, saat membuka acara sosialisasi Paviliun Indonesia di Jakarta.
Vivien juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor swasta, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil, dalam menyusun narasi dan aksi yang mencerminkan kekuatan kolektif bangsa. “Saya percaya, bila kita bergerak bersama, Paviliun Indonesia di COP30 akan menjadi cermin kekuatan kolektif bangsa,” ucapnya.
Paviliun Indonesia tahun ini mengangkat tema: “Accelerating Substantial Actions of Net Zero Achievement through Indonesia High Integrity Carbon” yang menekankan pentingnya sistem karbon nasional yang kredibel dan inklusif. Tema ini juga mencerminkan strategi Indonesia dalam mengejar target pengurangan emisi hingga 43,20% pada 2030 serta target net zero paling lambat tahun 2060.
Pemerintah berharap Paviliun Indonesia di COP30 dapat menampilkan kebijakan unggulan, inisiatif hijau dari berbagai daerah, serta riset dan gerakan sosial yang mengakar. Dengan semangat gotong royong lintas sektor, Indonesia ingin tampil bukan hanya sebagai peserta, tapi sebagai penggerak dalam arsitektur global perubahan iklim.