Logo

Indonesia Tegaskan Kesiapan Menuju Perdagangan Karbon Global Pertama

16 Januari 2025

Jakarta, 16 Januari 2025 –  Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan kesiapan Pemerintah Indonesia dalam menyongsong perdagangan karbon global pertama yang akan diresmikan pada 20 Januari 2025. Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari Pemerintah Indonesia yang siap memulai perdagangan karbon global secara transparan dan kredibel demi mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

“Harapan kami pada launching perdagangan karbon internasional pertama nanti bahwa inisiatif ini menjadi landasan aksi iklim global. Ini adalah peluang untuk mengubah ambisi menjadi aksi, untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab lingkungan,”kata Hanif di Jakarta, Kamis (16/1).

Dalam acara makan malam bersama bertajuk "Persiapan Launching Perdagangan Karbon Luar Negeri", Hanif di hadapan perwakilan kedutaan besar negara mitra, lembaga donor internasional dan perwakilan Kementerian/Lembaga terkait, menyatakan Pemerintah menjamin akuntabilitas dan transparansi Sertifikat Perdagangan Emisi (SPE-GRK) yang dikeluarkan untuk perdagangan karbon Internasional.

SPE-GRK merupakan upaya untuk melindungi dari penghitungan ganda, pembayaran ganda, dan klaim ganda. Selain itu, setiap SPE-GRK yang akan diperjualbelikan secara global tersebut akan dicatatkan hingga diberi otorisasi sesuai dengan ketentuan Pasal 6.2 dan 6.4 Perjanjian Paris.

Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, Kementerian LH, Ary Sudijanto, menambahkan bahwa setiap transaksi yang terjadi di bursa karbon akan dicatat dan didokumentasikan dalam Sistem Registri Nasional (SRN-PPI), baik transaksi domestik maupun internasional. “Setiap transfer unit karbon ke luar negeri memerlukan otorisasi dari Menteri LH, sebagai jaminan bahwa unit karbon tersebut telah diterbitkan melalui proses yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar Ary.

Guna melengkapi rencana perdagangan internasional tersebut, Kementerian LH dan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah menyiapkan skema perdagangan internasional dengan memisahkan SPE-GRK yang telah diberikan otorisasi dengan yang tidak diberikan otorisasi, dan akan terpisah perlakuannya dari sisi perdagangan, harga, maupun retirement.

Perdagangan karbon luar negeri pertama akan diluncurkan secara resmi oleh Pemerintah pada 20 Januari 2025. Perdagangan itu dilakukan melalui IDX Carbon dan melibatkan beberapa proyek energi strategis sebagai bagian dari upaya mencapai target iklim Indonesia. Perdagangan karbon itu akan melibatkan beberapa proyek energi strategis potensial, seperti pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul, pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok Blok 4, konversi pembangkit single cycle menjadi combined cycle di PLTGU Grati Blok 2 dan Blok 2 unit pembangkit Muara Tawar, serta pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang.

KLH menyebut proyek besar tersebut diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 4,9 juta ton CO2 eq yang memberikan kontribusi terhadap upaya dekarbonisasi sektor energi serta pemanfaatan potensi ekonomi dari pasar karbon.