Logo

Jakarta Utara Menuju Kawasan Bebas Sampah: KLH Gelar Bimtek Pengelolaan Sampah Rumah Tangga untuk PJLP dan PPSU

19 Juni 2025

Jakarta, 19 Juni 2025 Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH melalui Direktorat Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular, bersama Pemerintah Kota Jakarta Utara memperkuat sinergi pengelolaan sampah dari sumber melalui pelatihan teknis bertahap yang menyasar aparatur kelurahan. Kegiatan ini sebagai bagian dari langkah percepatan menuju kawasan bebas sampah. Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Sampah dari Sumber bagi petugas PJLP dan PPSU se-Jakarta Utara ini berlangsung selama dua hari, 19–20 Juni 2025, bertempat di kantor Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, dan diikuti oleh total 240 peserta dari berbagai kelurahan.

Kegiatan ini menindaklanjuti arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dengan dukungan penuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui penguatan pelaksanaan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga.

Dalam sambutannya, Noer Adi Wardojo, Staf Ahli Menteri Bidang Kelestarian Sumber Daya Keanekaragaman Hayati dan Sosial Budaya Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH mengatakan, “"Agenda pengelolaan sampah ini mau kita bawa ke mana? Setiap hari kita urus, tapi sampahnya tetap menumpuk. Harus ada perubahan dari dalam masyarakat." 

Adi juga menegaskan bahwa pemilahan sampah dari sumber (rumah tangga) adalah fondasi penting pengelolaan sampah nasional. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang akan mencanangkan Gerakan Desa dan Kelurahan Bersih dan Asri menuju target nasional Indonesia Bebas Sampah 2029.

"Jakarta dinilai paling siap menjadi contoh kota yang bersih dan asri. Kita memiliki SDM, teknologi, dan anggaran yang mencukupi. Tinggal bagaimana semua pihak turun tangan dan bekerja bersama," ujar Adi.

Bimtek ini menekankan pendekatan hulu–tengah–hilir, yakni Hulu berupa pemilahan oleh rumah tangga, dipimpin RW dan didampingi petugas. Sedangkan Tengah adalah pengangkutan oleh Dinas Lingkungan Hidup, termasuk penguatan armada. Kemudian, Hilir dengan optimalisasi pengolahan sampah organik (komposter, maggot/BSF, biogas) dan anorganik (bank sampah, WTE, RDF).

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Jakarta Utara, Edy Mulyanto dalam sambutannya mewakili Walikota menyampaikan pentingnya inovasi di tingkat mikro, seperti RT bebas sampah, program komposting skala rumah tangga, penyusunan SOP pemilahan sampah di rumah hingga alokasi anggaran kelurahan untuk alat dan sarpras pengelolaan.

"Kita sudah punya contoh kelurahan yang berani buat pakta integritas bebas buang air sembarangan. Kini saatnya kita buat pakta integritas bebas sampah," tegas Edy. Ia juga mengusulkan agar indikator pengelolaan sampah dimasukkan dalam penilaian kinerja Lurah dan Camat.

Peserta Bimtek mendapatkan tiga materi utama dalam dua sesi, yaitu Implementasi pengelolaan sampah melalui pengurangan, pemilahan, dan pengolahan dari sumber, disampaikan oleh narasumber dari KLH; serta Penjelasan tentang Peraturan Gubernur No. 77 Tahun 2020, oleh Sudin LH Jakarta Utara bersama Phinla; serta Teknis monitoring dan evaluasi pelaksanaan PerGub melalui aplikasi pelaporan daring, disampaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Setiap sesi juga diselingi dengan pemutaran video edukatif tentang kondisi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, untuk memperkuat kesadaran pentingnya pengurangan sampah dari sumber.

Setelah mengikuti pelatihan, para petugas PJLP dan PPSU diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana lapangan, tapi juga agen edukasi lingkungan di masyarakat. Mereka diharapkan dapat mensosialisasikan cara memilah sampah kepada warga, mengelola titik drop sampah organic serta mendorong inisiatif Bank Sampah hingga komposting rumah tangga

Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH menegaskan bahwa edukasi publik tidak kalah penting dari pembangunan infrastruktur. Karena itu, dukungan kelembagaan dan masyarakat akar rumput akan terus diperkuat, termasuk melalui skema insentif, penilaian kinerja, dan kolaborasi dengan dunia usaha.

Melalui pelatihan ini, Jakarta Utara bersiap untuk menjadi kawasan percontohan dalam implementasi pengelolaan sampah berbasis sumber. Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan optimismenya bahwa dengan sinergi lintas sektor dan kepemimpinan lokal yang kuat, Jakarta Utara bisa menjadi wajah baru ibu kota yang lebih bersih, sehat, dan lestari.

“Pilah sampah itu budaya. Demi lingkungan tetap terjaga,” ujar Ria, peserta Bimtek dengan semangat. (Berita: Yulianti Fajar Wulandari / Sumber: Asep Setiawan)

Galeri Foto

Additional image
Additional image
Additional image
Additional image