Lembata, 2 September 2025 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), prioritas Presiden Prabowo, kini tidak hanya menghadirkan sajian piring sehat bagi anak-anak Indonesia. Di Kabupaten Lembata, program ini bahkan menjadi motor lahirnya praktik cerdas pengelolaan sampah yang sejalan dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH).
Kunjungan lapangan tim Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Bali Nusa Tenggara Wilayah NTT ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Yayasan Berkat Cinta Lembata memperlihatkan bagaimana penyajian makanan bergizi di sekolah dan posyandu dapat dirangkai dengan konsep ramah lingkungan. Hingga kini, SPPG sudah menjangkau 19 sekolah dan layanan kesehatan dengan total 3.459 penerima manfaat. Dua pusat layanan baru pun tengah dipersiapkan dan ditargetkan mulai beroperasi pada September 2025.
Meski menyajikan ribuan porsi makanan setiap hari, potensi sampah berhasil ditekan dengan strategi sederhana namun efektif. Rafia pengikat wadah makanan tidak langsung dibuang, tetapi dicuci untuk dipakai ulang. Sementara itu, sisa makanan diolah menjadi pakan ternak dan pupuk organik, memberi nilai tambah bagi masyarakat lokal.
“Anak-anak sehat, lingkungan pun tetap lestari. Sampah organik jangan dianggap beban, tapi bisa menjadi berkah bila dikelola dengan benar,” ujar Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, dalam salah satu kesempatan, menegaskan arah kebijakan pengelolaan sampah nasional.
SPPG Yayasan Berkat Cinta Lembata menjadi bukti bahwa solusi gizi dan lingkungan bisa berjalan beriringan. Program ini tidak hanya menyehatkan generasi muda, tetapi juga memperkuat sektor peternakan dan pertanian organik di Lembata.