Jakarta, 15 Agustus 2025 — Pagi itu, halaman Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dipenuhi riuh langkah dan tawa. Senam pagi bersama membuka rangkaian hari kedua perayaan HUT RI ke-80, menghadirkan pemandangan pegawai dan keluarga yang bergerak serempak dengan penuh energi. Udara pagi terasa lebih segar, seolah semangat kemerdekaan benar-benar mengisi setiap gerakan.
Gelak tawa segera pecah saat lomba estafet sarung dimulai. Peserta berusaha keras memindahkan sarung dari satu tubuh ke tubuh lain tanpa menjatuhkannya. Ada yang cekatan, ada pula yang terjebak kocak di tengah, membuat penonton bersorak sambil tertawa terpingkal. Pandu, salah satu peserta yang keluar sebagai juara kedua, mengaku kemenangan bukanlah tujuan utama. “Yang penting seru! Apalagi pas bagian sarungnya nyangkut, itu bikin ngakak bareng,” katanya sambil masih tersenyum lebar.
Keceriaan berlanjut di panggung komunikata. Ekspresi wajah yang dilebih-lebihkan, gerakan tangan yang kocak, dan teriakan spontan membuat penonton terhibur sekaligus tegang menunggu apakah kata-kata bisa ditebak tepat waktu. Dari arena kreatif itu, semua yang hadir menyadari bahwa kemerdekaan juga bisa dirayakan lewat keluwesan, kekompakan, dan keberanian mengekspresikan diri.
Suasana semakin heboh ketika lomba baris berbaris dengan mata tertutup digelar. Di balik aturan yang menguji kedisiplinan, justru lahir tawa saat barisan salah arah, saling bertabrakan, lalu bangkit kembali sambil tertawa bersama. Tepuk tangan membahana, bukan untuk kesempurnaan, melainkan untuk kebersamaan yang tercipta.
Menjelang sore, panggung karaoke grup menjadi puncak keceriaan. Tim-tim tampil total, ada yang membawakan lagu perjuangan dengan penuh semangat, ada pula yang memilih tembang populer lengkap dengan gaya panggung teatrikal dan kostum unik. Penonton tak sekadar menyaksikan; banyak yang berdiri, ikut bernyanyi, menciptakan suasana layaknya konser mini di halaman kantor. Putri, salah satu penonton setia, mengaku puas dengan semua rangkaian acara. “Acaranya seru banget, semua lomba menghibur. Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi dan pesertanya makin banyak,” ujarnya penuh harap.
Dari energi senam pagi hingga meriahnya karaoke grup, hari kedua perayaan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya soal mengenang sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekompakan. Tawa, peluh, dan sorakan yang hadir hari itu menegaskan bahwa di KLH/BPLH, kemerdekaan dirayakan dengan kebersamaan dan cinta pada kehidupan.
Penulis: Anton Rumandy
Editor: Romi Setiawan