Soreang, 17 September 2025 — Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) melalui Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bandung untuk bertransformasi menuju ekonomi sirkular. Langkah ini dinilai krusial untuk memperkuat daya saing sekaligus mengatasi persoalan timbulan sampah yang terus meningkat.
“Transformasi menuju ekonomi sirkular bukan hanya soal mengelola sampah, tetapi juga memperkuat daya saing UMKM agar tetap relevan dan berkelanjutan,” kata perwakilan Direktorat Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular KLH/BPLH Agnes Swastikarina Gusthi. Ia menegaskan bahwa sinergi antara pelaku usaha, konsumen, dan pemerintah menjadi kunci untuk mencapai pengelolaan sampah yang efektif.
Kabupaten Bandung menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, dengan timbulan mencapai lebih dari 1.300 ton per hari atau sekitar 475 ribu ton per tahun. Porsi terbesar berasal dari sampah makanan. Studi inventarisasi food waste Cekungan Bandung tahun 2022 mencatat sekitar 312 ton per hari berasal dari sektor non-rumah tangga, termasuk UMKM.
Melalui pendekatan ekonomi sirkular, UMKM didorong untuk tidak lagi memandang sampah sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya bernilai guna. Barang dan bahan dapat dipakai ulang, diperbaiki, atau diolah menjadi produk baru, sehingga mengurangi beban TPA sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
Dalam kegiatan yang digelar di Soreang, para pelaku usaha dari sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka) serta berbagai UMKM mendapat pendampingan teknis dari KLH/BPLH, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, akademisi, hingga pendamping kawasan industri.
Mereka diajak menerapkan langkah sederhana seperti memilah sampah organik dan anorganik, mengolah sampah organik menjadi kompos, hingga memanfaatkan kembali barang bekas bernilai ekonomi.
Selain itu, UMKM juga didorong mengurangi penggunaan produk sekali pakai dengan beralih ke kemasan ramah lingkungan dan sistem isi ulang. Upaya ini tidak hanya mengurangi timbulan sampah, tetapi juga menekan polusi plastik sekaligus mendukung target pengurangan sampah nasional.
"Perubahan perilaku menjadi fondasi utama. Dengan menerapkan prinsip pembatasan, pemanfaatan kembali, dan pendauran ulang, UMKM dapat menjadi garda terdepan dalam membangun ekonomi sirkular," tambah Agnes.
Inisiatif ini diharapkan menjadi momentum bagi UMKM Bandung untuk memperkuat komitmen terhadap pengelolaan sampah yang bijak dan inovatif. Lebih jauh, langkah ini merupakan kontribusi nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan lingkungan yang lebih bersih.
(Arif Kamajaya/Pusdal LH Jawa)