SIARAN PERS
Nomor: SR.177/HUMAS/KLH-BPLH/7/2025
(Untuk Segera disiarkan)
Jakarta, 5 Agustus 2025 – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) terus memperkuat peran sektor pendidikan dalam mendorong perubahan budaya pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Sebanyak 789 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga SMK di Jakarta Utara secara resmi menyatakan komitmen untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Deklarasi besar ini menjadi langkah nyata dalam mendukung target nasional Indonesia Bebas Sampah dan menciptakan generasi peduli lingkungan sejak dini.
Dalam arahannya, Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan pentingnya menjadikan program Adiwiyata sebagai bagian dari transformasi budaya, bukan sekadar ajang seremonial. Menteri Hanif menekankan bahwa peran warga sekolah—terutama para guru—sangat strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
“Melalui pendidikan di semua jenjang, kita berharap lahir simpul-simpul transformasi budaya penanganan sampah. Jika Jakarta Utara yang kompleks ini bisa kita tangani, insya Allah kabupaten dan kota lainnya akan lebih mudah mengikuti. Namun jika tidak berhasil, perjuangan kita akan semakin berat,” ujar Menteri Hanif.
Menteri Hanif menyoroti bahwa hingga saat ini, 44 sekolah di Jakarta Utara telah meraih penghargaan Adiwiyata, baik di tingkat kota, provinsi, nasional, maupun mandiri. Meski capaian ini masih jauh dari target, antusiasme luar biasa dari ratusan sekolah lainnya menunjukkan semangat yang besar dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan.
Menteri Hanif menegaskan komitmennya untuk mengawal langsung sistem pengelolaan sampah di sekolah. Semua sampah—baik organik maupun anorganik—harus ditangani di lingkungan sekolah masing-masing melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), tanpa dibuang ke luar.
“Ini wajib ditangani di sekolah masing-masing. Kami akan berdiskusi dengan Wali Kota untuk memastikan pengelolaan berjalan baik. Penanganan sampah di pasar, kawasan, rukun warga, dan sekarang sekolah akan menjadi model yang kami perluas ke organisasi masyarakat, keagamaan, hingga seluruh elemen di Jakarta Utara,” tambah Menteri Hanif.
Selain itu, Menteri Hanif juga menegaskan dukungan penuh KLH/BPLH terhadap program Sekolah Rakyat yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada 14 Juli 2025 sebagai bagian dari strategi memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi sekolah Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan, menjadikan pendidikan sebagai titik awal transformasi sosial dan ekologis.
Dalam skala nasional, sejak Februari 2025, hampir 2.000 sekolah telah bergabung dalam program Adiwiyata. Data ini menunjukkan tren peningkatan kesadaran dan partisipasi berbagai daerah dalam membentuk budaya lingkungan yang lebih kuat.
Deklarasi komitmen di Jakarta Utara ini bukan hanya menjadi simbol, tetapi momentum awal perubahan. Dengan kolaborasi pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat, Jakarta Utara diyakini mampu menjadi barometer penanganan sampah berbasis budaya di Indonesia.
Menteri Hanif mengajak semua pihak untuk menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran lingkungan yang nyata—tempat di mana setiap individu bertanggung jawab, belajar, dan berkontribusi bagi masa depan Indonesia yang bersih, lestari, dan berkelanjutan.
Penanggung Jawab:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Yulia Suryanti
Telepon | : | +62 811-9434-142 |
Website | : | kemenlh.go.id |
: | humas@kemenlh.go.id | |
: | kemenlh_bplh | |
Youtube | : | KLH-BPLH |
TikTok | : | Kemenlh_BPLH |
X | : | KemenLH_BPLH |