Nomor: SR.332/HUMAS/KLH-BPLH/12/2025
Bogor, 21 Desember 2025 — Ancaman abrasi dan degradasi lahan di sepanjang aliran sungai menjadi perhatian serius pemerintah. Menanggapi kondisi kritis di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, bersama Aliansi BEM se-Bogor Raya dan masyarakat setempat melakukan aksi penanaman 1.000 pohon di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Aksi kolaboratif ini bertujuan membangun "Benteng Hijau" alami guna memperkuat struktur tanah, mencegah pengikisan tebing sungai (abrasi), dan memulihkan fungsi hidrologis kawasan hulu yang kian tergerus.
Penanaman pohon ini diposisikan sebagai strategi pertahanan ekologis jangka panjang. Menteri Hanif mengungkapkan bahwa kawasan hulu merupakan garda terdepan dalam menjaga keselamatan wilayah hilir dari terjangan air. Tanpa akar pohon yang kuat untuk mengikat tanah, abrasi akan terus terjadi dan sedimentasi akan menutup aliran sungai, yang pada akhirnya memicu banjir besar. Kehadiran mahasiswa dan warga dalam aksi ini menandai bangkitnya kesadaran kolektif bahwa perlindungan kawasan resapan air adalah harga mati bagi keberlanjutan hidup di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Dalam orasinya, Menteri Hanif memberikan penekanan bahwa menanam adalah bentuk investasi keselamatan yang paling nyata. “Penanaman pohon adalah upaya mitigasi bencana yang harus kita lakukan terus-menerus, setiap hari dan setiap waktu. Kita sedang membangun benteng pertahanan alami untuk mencegah abrasi dan banjir. Kita tidak boleh berhenti pada satu kegiatan, karena menjaga lingkungan adalah proses jangka panjang yang menuntut konsistensi kita semua,” tegas Menteri Hanif di hadapan ratusan mahasiswa.
Menteri Hanif juga memaparkan data mengkhawatirkan mengenai kondisi tutupan hutan di DAS Cisadane yang saat ini berada pada angka kritis. Data ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa ruang terbuka hijau di kawasan hulu sudah dalam kondisi darurat.
“Tutupan hutan di DAS Cisadane saat ini masih kurang dari 10 persen, hanya sekitar 15.000 hektare dari total luas 152.000 hektare. Inilah alasan mengapa benteng hijau harus segera kita perluas. Ini tanggung jawab kita bersama untuk memastikan fungsi ekologis sungai ini pulih kembali melalui penghijauan masif,” tambah Menteri Hanif.
Inisiatif ini disambut antusias oleh Koordinator Aliansi BEM se-Bogor Raya, Indra Mahfuzhi, yang menegaskan kesiapan mahasiswa untuk menjadi garda terdepan pelestari lingkungan.
“Kehadiran Bapak Menteri di hulu Cisadane memberikan suntikan moral besar bagi kami. Mahasiswa siap mengawal aksi ini secara berkelanjutan, memastikan setiap pohon yang ditanam tumbuh menjadi benteng pelindung kawasan resapan air dan penyelamat bagi masyarakat,” ujar Indra.
Sinergi ini membuktikan bahwa pengawasan lingkungan bukan lagi tugas tunggal pemerintah, melainkan gerakan bersama antara otoritas dan kaum muda.
KLH/BPLH berkomitmen untuk terus memantau efektivitas penanaman ini sebagai bagian dari upaya nasional pemulihan DAS prioritas. Kini saatnya kita bergerak bersama: jangan biarkan tanah kita terkikis dan abrasi merenggut keselamatan warga. Setiap pohon yang Anda tanam hari ini adalah batu bata bagi benteng hijau masa depan. Mari mulai menanam dari sekarang, lindungi hulu, amankan hilir, dan pastikan Indonesia tetap lestari untuk generasi mendatang!
Penanggung Jawab
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Yulia Suryanti
| Telepon | : | +62 811-9434-142 |
| Website | : | kemenlh.go.id |
| : | humas@kemenlh.go.id | |
| : | kemenlh_bplh | |
| Youtube | : | KLH-BPLH |
| TikTok | : | Kemenlh_BPLH |
| X | : | KemenLH_BPLH |