Dari Belém Kembali ke Indonesia: Indonesia Pamer 44 Proyek Kredit Karbon Berintegritas Tinggi

Belém, Brasil, 11 November 2025 — Indonesia datang ke COP30 bukan sekadar membawa komitmen; pemerintah mempertemukan pengembang proyek, lembaga keuangan, dan pembeli internasional untuk mempercepat investasi iklim melalui kredit karbon berintegritas tinggi. Di Paviliun Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) memperkenalkan 44 titik lokasi proyek dengan potensi sekitar 90 juta tCO₂e yang siap memasuki pasar global.

Program “Penguatan Kerja Sama Iklim Berbasis Kredit Karbon Berintegritas Tinggi” diposisikan sebagai strategi pendanaan iklim yang memberi insentif berbasis pengukuran, pelaporan, dan verifikasi (MRV) sesuai panduan Persetujuan Paris. Dana yang dihimpun akan dialokasikan ke program pengendalian dan pemulihan lingkungan, pengelolaan sampah berkelanjutan, serta pemberdayaan masyarakat—agar setiap ton CO₂e yang diperdagangkan berbalas manfaat nyata di lapangan.

“Perpres 110/2025 memberi kepastian tata kelola, sementara forum ini membuktikan bahwa kredit karbon berintegritas menghadirkan nilai ganda—menurunkan emisi dan mendorong ekonomi. Dengan kolaborasi perbankan dan dunia usaha, Indonesia siap memimpin pasar dengan standar tinggi dan manfaat yang inklusif,” Menteri KLH/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq.

Agar transaksi kredibel dan terlacak, KLH/BPLH menegaskan penguatan tata kelola berbasis registri nasional, standardisasi verifikasi oleh lembaga yang diakui, serta sinergi dengan Bursa Karbon Indonesia. Rangkaian ini menutup celah greenwashing sekaligus meningkatkan kepastian bagi investor dan pembeli internasional.

Program ini diselaraskan dengan target pembaruan kontribusi nasional (SNDC) dan agenda transisi energi bersih agar manfaat ekonomi hijau tak berhenti pada transaksi, melainkan kembali ke desa-desa sebagai proyek pemulihan lingkungan, penguatan layanan persampahan, dan kegiatan usaha komunitas.