Balikpapan, 2 Oktober 2025 — Semangat menjaga bumi terasa begitu kuat di Kebun Raya Balikpapan, Sabtu (27/9), saat ratusan pelajar dan pegiat lingkungan berkumpul memperingati Hari Ozon Sedunia 2025. Dengan mengusung tema global “From Science to Global Action”, kegiatan ini mengajak masyarakat untuk tidak berhenti pada pengetahuan, tetapi bergerak nyata demi kelestarian atmosfer bumi.
Lebih dari 150 pelajar SMP dan SMA se-Kota Balikpapan antusias mengikuti kegiatan yang digelar oleh Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Kalimantan bekerja sama dengan Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH). Turut hadir Kepala Pusdal LH Kalimantan Fitri Harwati dan Kapokja Perlindungan Ozon Zulhasni yang mewakili Direktur Mitigasi Perubahan Iklim.
Bukan sekadar upacara peringatan, kegiatan ini dikemas secara interaktif melalui berbagai games dan edukasi lingkungan. Para pelajar diajak memahami pentingnya menjaga lapisan ozon serta bahaya penggunaan zat berbahaya seperti CFC dan HFC.
“Saya senang sekali ikut kegiatan ini. Lewat permainan, saya jadi lebih paham kenapa kita harus mengurangi penggunaan zat-zat berbahaya. Semoga acara seperti ini sering diadakan supaya kami makin semangat menjaga lingkungan,” ujar Kayla, siswi SMA Negeri 9 Balikpapan.
Hal senada disampaikan Meylinda dari SMA Negeri 3 Balikpapan. “Deklarasi hand print membuat saya merasa ikut berkontribusi secara nyata. Menjaga ozon bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua, termasuk generasi muda,” tutur Meylinda.
Dalam sambutannya, Kapusdal LH Kalimantan, Fitri Harwati mengingatkan kembali tonggak sejarah penyelamatan ozon sejak ditemukannya kerusakan akibat CFC pada 1980-an. Dunia bergerak cepat melalui Protokol Montreal 1987, yang kini diakui sebagai salah satu keberhasilan terbesar diplomasi lingkungan internasional.
“Berkat kebijakan berbasis sains dan kerja sama global, lapisan ozon mulai pulih. Ini bukti bahwa sains mampu mendorong perubahan besar,” ujar Fitri.
Namun, Fitri juga mengingatkan munculnya tantangan baru. Zat Hidrofluorokarbon (HFC) yang digunakan sebagai pengganti CFC memang tidak merusak ozon, tetapi berdampak besar terhadap pemanasan global. Karena itu, upaya perlindungan ozon kini perlu berjalan seiring dengan mitigasi perubahan iklim.
Momentum peringatan Hari Ozon ditandai dengan Deklarasi hand print sebagai simbol komitmen para peserta untuk melindungi lapisan ozon. Kegiatan dilanjutkan dengan edukasi interaktif yang mendorong peserta mengenal atmosfer bumi lebih dekat serta pentingnya menghindari penggunaan zat perusak lingkungan.
“Kami ingin generasi muda tidak hanya tahu, tapi juga peduli dan bertindak. Karena masa depan bumi ada di tangan mereka,” tegas Zulhasni.
Perayaan ini menjadi bukti nyata komitmen Balikpapan sebagai kota yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Melalui pendekatan edukatif yang menyenangkan, kegiatan ini menjadi ruang belajar sekaligus penguatan semangat kolektif menjaga bumi.
“Semoga perayaan ini menjadi pemicu semangat kita semua untuk terus belajar, berinovasi, dan menjadi pahlawan lingkungan melalui tindakan nyata,” tutup Fitri.