Logo

KLH/BPLH: Indonesia Siap Memimpin Solusi Berbasis Alam untuk Mitigasi Perubahan Iklim di Konferensi AsiaFlux 2025

16 Oktober 2025

Nomor: SR.270/HUMAS/KLH-BPLH/10/2025
 

Jakarta – 16 Oktober 2025 – Konferensi AsiaFlux yang akan diselenggarakan pada 20-25 Oktober 2025 di Pangkalan Kerinci, Riau menjadi momen penting bagi Indonesia untuk memperkuat komitmennya dalam mitigasi perubahan iklim. Bertemakan "Nature-Based Solutions for Asia: From Advanced Science and Technology to Practices". Konferensi ini akan menjadi platform bagi Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) serta momentum strategis untuk menyatukan visi dan misi dalam menyusun arah kebijakan dan memajukan solusi berbasis alam dalam mendorong rencana aksi iklim dan tata kelola ekosistem hutan dan gambut secara berkelanjutan, serta mendukung pencapaian target pengurangan emisi Indonesia.

“Konferensi ini menjadi platform bagi para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan global untuk berbagi pengetahuan, memajukan teknologi pengukuran fluks, dan membangun kolaborasi dalam konservasi serta restorasi ekosistem yang menerapkan Nature-Based Solutions,” ujar Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq. Pernyataan ini menegaskan peran penting konferensi dalam menciptakan kesempatan untuk kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

Menteri Hanif juga menambahkan, “Konferensi AsiaFlux 2025 yang akan diselenggarakan di Pangkalan Kerinci, Riau, adalah momen penting dalam upaya memperkuat komitmen Indonesia terhadap mitigasi perubahan iklim, khususnya dalam pengelolaan sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya (FOLU).” Kehadiran Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dalam acara ini menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung implementasi kebijakan berbasis ilmiah yang berfokus pada pengurangan emisi karbon dan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.

Konferensi AsiaFlux 2025 juga akan menjadi titik tolak bagi Indonesia dalam mempercepat pencapaian target FOLU Net Sink dan Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) di bawah Paris Agreement. Sebagaimana diketahui bahwa target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia tahun 2030 adalah 31,89% dengan upaya sendiri (ini adalah target pengurangan emisi GRK yang ingin dicapai Indonesia melalui kebijakan dan tindakan nasional), serta 43,20% dengan bantuan dan dukungan internasional. Hal ini sejalan dengan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) yang menetapkan target penurunan emisi sebesar 358 juta ton CO2-eq untuk sektor energi saja. Selain itu, Indonesia juga memiliki target pengurangan emisi dari sektor kehutanan dan lahan (FOLU) sebesar 140 juta ton CO2-eq pada tahun 2030. Sektor FOLU diproyeksikan berkontribusi hampir 60% dari total target penurunan emisi GRK Indonesia melalui upaya sendiri.

Dengan sektor FOLU yang berkontribusi besar terhadap emisi GRK nasional, konferensi ini sangat relevan dalam mendalami solusi berbasis alam yang dapat memitigasi dan mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Melalui platform ini, Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya memperkuat pengelolaan ekosistem, tetapi juga berbagi pengalaman dan teknologi inovatif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Konferensi ini mengundang lebih dari 350 peserta dari seluruh dunia, termasuk ilmuwan, akademisi, pembuat kebijakan, dan sektor swasta. Mereka akan berkumpul untuk berdiskusi mengenai berbagai topik utama, seperti dinamika karbon, pengukuran fluks, interaksi biosfer-atmosfer, dan pemodelan ekosistem yang berkelanjutan. Selain itu, konferensi ini juga akan menghadirkan sesi pelatihan teknis dan pameran teknologi terbaru yang terkait dengan pengukuran fluks karbon, air, dan energi yang relevan dalam mempercepat pengurangan emisi.

Menteri Hanif juga mengharapkan bahwa melalui pengayaan diskusi, berbagi inovasi dan memperkuat jaringan dapat dicapai ekosistem lahan gambut yang berkelanjutan dan masa depan yang tangguh bagi semua.

“Kami meyakini bahwa dengan mempertemukan para ahli dari seluruh Asia dan sekitarnya, AsiaFlux 2025 akan memacu penemuan-penemuan baru, membangun jaringan yang lebih kuat, dan menginspirasi solusi yang dapat ditindaklanjuti untuk masa depan yang berkelanjutan” jelas Menteri Hanif.

Kehadiran para pembuat kebijakan, termasuk KLH/BPLH sangat krusial untuk memperkuat kebijakan nasional yang mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendalam.

“Peran mereka dalam mendukung penelitian dan implementasi solusi berbasis alam di Indonesia dan Asia akan memberikan dampak yang besar terhadap perbaikan kualitas ekosistem, mitigasi perubahan iklim, dan pencapaian tujuan nasional dalam Perjanjian Paris,” pungkas Menteri Hanif.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan/akademisi, praktisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil, Konferensi AsiaFlux 2025 akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan peran pentingnya dalam mengurangi emisi global dan memperkuat pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Konferensi ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk memperkenalkan teknologi terbaru, tetapi juga untuk membangun kemitraan yang berkelanjutan dalam konservasi dan restorasi ekosistem di Indonesia dan seluruh Asia.

Dengan semangat bersama, Indonesia akan melangkah lebih jauh dalam mendukung solusi berbasis alam yang memiliki dampak positif bagi dunia, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.
 

Penanggung Jawab:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Yulia Suryanti 
Telepon: +62 811-9434-142
Website: kemenlh.go.id
E-mail: humas@kemenlh.go.id
Instagram: kemenlh_bplh
Youtube: KLH-BPLH
TikTok: Kemenlh_BPLH
X: KemenLH_BPLH

Galeri Foto

Additional image
Additional image
Additional image
Additional image