Logo

Menteri LH Tegaskan Komitmen Kolaboratif dan Aksi Nyata di Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

05 Juni 2025

SIARAN PERS
Nomor: SR.108/HUMAS/KLH-BPLH/5/2025
 

Bali, 5 Juni 2025 — Di tengah derasnya ancaman krisis planet yang saling berkait—perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi, Indonesia mengukuhkan diri sebagai negara yang tak sekadar menyadari tantangan tersebut, tetapi juga hadir sebagai pelaku solusi. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, yang digelar di Bali dengan tema “Hentikan Polusi Plastik”, menjadi momen afirmatif untuk menegaskan arah baru dalam tata kelola lingkungan hidup yang kolaboratif, berkeadilan, dan berdampak nyata.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dalam pidatonya menyampaikan bahwa tema ini bukan slogan, melainkan panggilan moral untuk menghentikan laju polusi plastik yang telah menjadi simbol cara hidup tak berkelanjutan. Ia menyebut bahwa dunia memproduksi lebih dari 400 juta ton plastik setiap tahun, dan kurang dari 10% di antaranya yang berhasil didaur ulang. Di Indonesia, dari 56,6 juta ton sampah nasional, hampir 11 juta ton merupakan sampah plastik, dengan lebih dari separuhnya tidak terkelola dengan baik. Tanpa intervensi serius, seluruh Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Indonesia diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimal pada 2028.

Polusi plastik adalah bom waktu ekologis. Tapi kita tidak datang sebagai korban. Kita hadir sebagai solusi,” tegas Menteri Hanif, menandai arah baru Indonesia dalam forum nasional maupun global.

Tahun ini, meski penghargaan reguler Kalpataru tidak dilaksanakan karena adanya transformasi kelembagaan dari KLHK menjadi KLH/BPLH, pemerintah tetap menunjukkan konsistensi dalam menghargai dedikasi para penjaga bumi. Melalui Apresiasi Kalpataru Lestari, sebanyak 12 tokoh lingkungan dari berbagai wilayah Indonesia diberikan penghargaan atas komitmen jangka panjang mereka dalam pelestarian lingkungan sejak tahun 1980 hingga 2019. Mereka adalah sosok yang memulai dari tindakan kecil, namun konsisten dan berdampak. Hadir di hutan, pesisir, desa adat, hingga wilayah terluar negeri ini, mereka bekerja tanpa pamrih, seringkali tanpa sorotan, tetapi memberi inspirasi yang dalam.

Mereka bukan tokoh biasa. Mereka adalah guru kehidupan. Pengingat bahwa perubahan besar bisa lahir dari tindakan kecil yang terus-menerus,” tegas Menteri Hanif.

Lebih dari sekadar seremoni, peringatan ini menjadi panggilan untuk bergerak bersama. Pemerintah pusat menyerukan kepada para kepala daerah untuk segera membuat perda pelarangan plastik sekali pakai, membangun fasilitas daur ulang lokal, menerapkan visi zero waste to landfill, serta menjadikan ruang-ruang publik sebagai pusat edukasi lingkungan. Sementara itu, dunia usaha diminta untuk mentransformasi pola produksi dan konsumsi dengan prinsip tanggung jawab dan keberlanjutan.

Saatnya produksi dan konsumsi bertanggung jawab. Tidak ada lagi alasan untuk terus memproduksi plastik yang tidak bisa diolah,” tegas Menteri, menyasar perubahan struktural pada rantai pasok dan desain produk.

Bali, sebagai tuan rumah dan etalase pariwisata Indonesia, juga mendapat sorotan khusus. Menteri mengajak daerah ini untuk menjadi pionir pengurangan plastik sekali pakai, tidak sekadar karena regulasi, tapi karena cinta pada tanah leluhur. Bali juga telah menerapkan Gerakan Bali Bersih Sampah yang diluncurkan pada 11 April 2025. Gerakan ini menjadi terbosan sekaligus komitmen berkelanjutan untuk menjadikan Bali menjadi contoh, tidak hanya dalam pengelolaan wisata tetapi juga pengelolaan sampah.

Salah satu yang kami terapkan adalah menghapus air kemasan di bawah satu liter. Saya minta produksinya dihentikan. Hanya bisa habiskan produk yang sudah diproduksi sampai Desember (2025). Semuanya, jadi Januari (2026) tidak boleh ada lagi,” ujar Gubernur Bali, Wayan Koster.

Menteri Hanif juga memberikan apresiasi piagam penghargaan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Bupati Badung dan Wakil Bupati Badung, serta Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana, dan kepada Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana  periode Juli 2024 – Maret 2025 atas kolaborasi penanganan sampah laut di Bali.

Penghargaan ini bukan hanya untuk Pemerintah Kabupaten Badung, tetapi juga kepada seluruh penggerak lingkungan hidup di Kabupaten Badung, desa adat, banjar adat, pecalang, TNI/Polri, ASN yang bersama-sama bergerak dalam penanganan sampah di Badung ini. Terkait dengan penanganan sampah kiriman atau sampah laut ini, sudah kita tangani dengan maksimal. Ini terbukti dengan diberikannya penghargaan ini kepada kami,” ujar Bupati Badung, Adi Arnawa.

Menteri Hanif juga memberikan pesan kepada generasi muda, terutama Gen-Z dan Gen-Alpha, Menteri menyampaikan ajakan penuh harapan dan tanggung jawab. Menteri Hanif, menekankan pentingnya gaya hidup sadar lingkungan sebagai bagian dari identitas baru generasi ini.

Kalian bukan penonton. Kalian penentu arah sejarah. Jadilah pelopor gaya hidup minim plastik, ajak teman-temanmu, dan sebarkan edukasi lingkungan melalui media sosial,” ujar Menteri Hanif.

Tak hanya secara nasional, Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk memimpin perubahan global. Dalam forum INC-5.2 di Jenewa pada Agustus mendatang, Indonesia akan mendorong terciptanya konvensi internasional yang mengikat secara hukum untuk menghentikan polusi plastik. Menteri menyatakan bahwa Indonesia hadir bukan sebagai korban, tetapi sebagai negara yang menawarkan solusi, memperjuangkan keadilan lingkungan, dan menuntut akuntabilitas produsen global.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 menegaskan bahwa menjaga bumi bukan hanya tanggung jawab segelintir pihak. Ini adalah gerakan nasional, yang mengandalkan kolaborasi semua lini masyarakat. Setiap tindakan, sekecil apa pun, memilah sampah, menolak plastik sekali pakai, memilih produk berkelanjutan, menjadi bagian penting dari gelombang perubahan yang lebih besar.

Di penghujung pidatonya, Menteri menyampaikan pesan yang menggugah dan reflektif, yang menjadi pengingat bagi seluruh generasi:

“Bumi tidak membutuhkan kita. Kitalah yang membutuhkan bumi,”

Daftar Penerima Kalpataru Lestari 2025, sebagai berikut:
1.    Paris Sembiring (Sumatera Utara)
2.    LSM Bahtera Melayu Bengkalis (Riau)
3.    Sadiman (Jawa Tengah)
4.    Oday Kodariyah (Jawa Barat)
5.    Desa Adat Penglipuran (Bali)
6.    TGH. Hasanain Juaini, Lc, MH (NTB)
7.    Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari (Bali)
8.    Hamzah (Kalimantan Selatan)
9.    Komunitas Dayak Iban Menua Sungai Utik (Kalimantan Barat)
10.    Herman Sasia (Sulawesi Tengah)
11.    Kelompok Isyo Hill’s Rhepang Muaif (Papua)
12.    Timotius Hindom (Papua Barat)

 

-------------------------

Penanggung Jawab:

Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Sasmita Nugroho, S.E.

Telepon:+62 818-0819-5929
Website:kemenlh.go.id
E-mail:humas@kemenlh.go.id
Instagram:kemenlh_bplh
Youtube:KLH-BPLH
TikTok:Kemenlh_BPLH
X:KemenLH_BPLH

Galeri Foto

Additional image
Additional image
Additional image
Additional image
Additional image